Identitas Aceh Semakin Tenggelam di telan masa

Tarmizi Abdul Hamid

BANDA ACEH – Budayawan dan Kolektor Manuskrip Aceh Tarmizi Abdul Hamid,  menilai identitas Aceh sekarang ini semakin tergerus dan dikhawatirkan hilang ditelan zaman, penyebabnya, karena masyarakat tidak lagi melestarikannya.

"Identitas ini merupakan tradisi yang ditinggalkan oleh leluhur Aceh pada masa era kejayaan Kesultanannya. Namun, kini semakin ditinggalkan," kata Tarmizi Abdul Hamid atau akrab disapa Cek Midi pada diskusi publik membahas "Identitas Aceh, Masih Adakah?" di Kantor LKBN Antara Biro Aceh. di Banda Aceh, seperti dilansir Antara, Selasa (30/4).

Selain Tarmizi A Hamid, juga menampilkan Masrul Aidi dari kalangan ulama, serta TA Sakti dari akademisi. Dia menyebutkan, berbicara identitas Aceh, secara otomatis sudah berbicara Islam, sebab mayoritas masyarakat Aceh beragama Islam.
"tradisi kita Islam. Ulama sudah membahas semua, contoh sangat kecil misalnya pada bulan suci Ramadhan, ulama mengeluarkan imbauan bahwa berjualan dibolehkan setelah salat Asar, tapi jam tiga sudah ada yang berjualan,  ini identitas kita tercoreng, Kata Cek Midi.

Penyebab identitas Aceh semakin tergurus secara keseluruhan , kata Tarmizi, karena kurangnya pendidikan masyarakat Aceh tentang konsep identitas keacehan itu sendiri. Terutama peran orang tua menjadi penyebab hilangnya nilai keacehan pada anak-anak generasi penerus.

Untuk membangun kembali identitas Aceh, maka harus melalui jalur akademik. Caranya, melalui sebuah rekomendasi Pemerintah Aceh ke kampus-kampus guna membangkitkan identitas Aceh yang betul-betul berkarakter.

"Identitas Aceh luar biasa,  Hebatnya Aceh ini karena identitas yang sangat melekat pada diri orang Aceh  "kata Tarmizi Abdul Hamid.

Puncak digdaya Peradaban Islam di Aceh terjadi karena identitas didalamnya sangat terjaga,  Kata akhir dalam diskusi kebudayaan tersebut adalah,  Cek Midi menitikberatkan " Identitas yang melekat pada budaya orang Aceh,  cendikiawan indatu Aceh pada era kemajuannya dengan susah payah dan perlu perjuangan ber abad-abad untuk membangun ini.  Kita hanya disuruh menjaga saja.

Sementara itu, Akademisi Unsyiah TA Sakti juga menyampaikan terkait hilangnya identitas Aceh dari huruf Arab Jawi yang dulunya digunakan orang Aceh untuk berkomunikasi,  kini ditinggalkan. []

Posting Komentar

0 Komentar