Oleh : Tarmizi A Hamid
Berdiskusi sisi Kota Subulussalam, Singkil atau Barus, kita terbawa ke nama besar Tokoh dan Ulama besar yang berasal dari Negeri ini, tiada lain Ulama inilah yang Terpopuler dalam perjalanan sejarah dan banyak diperbincangkan oleh sejarawan dunia maupun nusantara, mereka adalah Syekh Hamzah Al Fansuri dan Syekh Abdurrauf As Singkili.
Dua Ulama lintas zaman ini akan selalu dikenang oleh manusia sepanjang hayat masih dikandung badan. Aceh punya kebanggaan sendiri dengan sejarah dan budaya yang diwariskan oleh Ulama ini. Lewat Ulama Sufisme ini, Aceh punya tempat yang special di Nusantara ini, berbagai julukan dan ke khususan di berikan kepada Aceh hanya karena perjalanan para ulama lintas zaman tersebut, Peradaban yang disandangkan oleh Aceh, semua ini berkat kiprah dan kontribusi Ulama baik di Nusantara ini maupun untuk Bangsa-bangsa di Dunia.
Hamzah nin asalnya Fansuri
Mendapat wujud ditanah Shahr Nawi
Bolehlah khilafah ilmu yang ali
Dari pada Abd al-Qadir Sayyid Jailani.
Dari syair di atas Tidak diragukan lagi bahwa Syekh Hamzah berasal dari kampung Fansur, suatu kampung dalam daerah Kerajaan Barus.
Selama ini para ilmuwan sejarah asing memperdebatkan asal dan makam Syekh yang mulia ini, tapi mereka menyia-nyiakan kekuatan teori kearifan lokal dan sumber lisan dari masyarakat asal Hamzah Al Fansuri, oleh karena itu kami lebih memegang teori dan lisan sejarawan tempatan seperti MHD Said yang mengutip keterangan dari Hasjmy bahwa Hamzah lahir di Fansur bukan di Barus.
Sementara dalam kata pengantar Hasjmy dalam buku Hamzah Fansuri penyair Sufi Aceh, suntingan buku Abdul Hadi, tokoh sejarah ini juga mengatakan Hamzah Fansuri telah meninggal dunia pada akhir kekuasaan Sultan Iskandar Muda didiwilayah Singkil dekat kota kecil yaitu Rundeng. Tokoh besar ini dimakamkan di Desa Oboh Simpang Kiri Rundeng, (sekarang Desa Oboh, Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam) para tokoh sejarawan Aceh pada masa-masa aktif penulisannya sering berziarah ke Desa Oboh ini.
Di antara syair-syair Syeikh Hamzah Fansuri terkumpul dalam buku-buku yang terkenal, dalam kesusasteraan Melayu / Indonesia tercatat buku-buku syairnya antara lain :
Syair Burung Pingai, Syair Dagang, Syair Pungguk, Syair Sidang Faqir, Syair Ikan Tongkol, Syair Anak Perahu.
Karangan-karangan Syeikh Hamzah Fansuri yang berbentuk kitab ilmiah antara lain :, Asfarul ‘arifin fi bayaani ‘ilmis suluki wa tauhid, Syarbul ‘asyiqiin Al-Muhtadi,
Ruba’i Hamzah al-Fansuri.
Ketahui olehmu hai anak dagang
rupamu itu seperti bayang-bayang
menafikan diri jangan kau sayang
supaya dapat kepada Huwa kau datang
La itulah menafikan wujud
mengesakan satu syahid dan masyhud
itulah hakikat nan tiasa sujud
pada sekalian awqat qiyam dan sujud
.........bait 17
Hamzah fansuri asalnya 'ali
dengan maul hayat tiada khali
Seperti ombak tebalas fani
hakikatnya wasil dengan yang Baqi
Aho segala kamu anak alim
jangan bersahabat dengan orang zalim
ka Rasulillah sempurna hakim
melarangkan kita sekalian khadim
Hamzah nin asalnya Fansury
Mendapat wujud di tanah Shahrnawi
Beroleh khilafat ilmu yang ‘ali
Dari abad ‘Abd al-Qadir Jilani
Hamzah di negeri Melayu
Tempatnya kapur didalam kayu
Asalnya manikam tiadakan layu
Dengan ilmu dunia di manakan payu
Hamzah Fansury di dalam Mekkah
Mencapai Tuhan di Baitul Ka’bah
Dari Barus terlayu payah
Akhirnya dijumpa didalam rumah
Hamzah miskin orang uryani
Seperti Ismail menjadi Qurbani
Bukan Ajami lagi Arabi
Senantiasa wasil dengan yang baqi
----_--------------------------------------------------
0 Komentar